2 bulan menjadi warga Semarang sudah membuat saya betah tinggal di kota itu. Kota yang tidak kalah moderen dengan kota besar lainnyanamun memiliki kelebihan tidak ada kemacetan disudut kotanya. Udara yang tidak terlalu panas layaknya di Jakarta, juga salah satu faktor yang membuat kota ini nyaman untuk dijadikan tempat tinggal.
Selain itu, sebagai anak rantau yang mencari pengalaman hidup di kota orang, tentulah memiliki kendala dimasalah keuangan. Tapi, sebagai anak rantau di kota ini, saya tidak perlu khawatir. Ternyata biaya hidup di Semarang relatif lebih murah dibandingkan dengan kota besar lainnya.Bayangkan, saya bisa membeli satu piring besar nasi pecel dengan harga 5000 rupiah. Atau sarapan pagi dengan semangkuk lontong sayur dengan harga 2500 rupiah. Mungkin memang harganya tidak beda jauh dengan di Jakarta tetapi jika dilihat dari porsi yang diberikan....wow...teramat sangat berbeda jauh... Makanan di Semarang dijual dengan harga murah dan porsi yang cukup banyak.
Semarang adalah kota pilihan saya dan teman2 saya untuk melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL). Karena di sana terdapat proyek jalan tol yang sedang diberjalan dan cukup menarik untuk diamati. Saya tinggal satu rumah dengan 4 orang teman. Kami sudah seperti keluarga. Saling menjaga dan saling peduli satu sama lain. Makan bareng, nonton tivi bareng, pergi pkl bareng, bahkan mencuci baju di laundry pun bersama2... hehehe... Disitulah saya merasa kekeluargaan antara kami semua begitu kental.
Selain kami pkl di sana, mumpung ada kesempatan tinggal di kota orang (kapan lagi) kami juga berwisata ke beberapa objek wisata yang ada di kota itu. Salah satu yang paling seru dan menegangkan adalah saat kami melakukan uji nyali di lawang sewu... wowowowowooo.... Sungguh pengalaman yang luar biasa buat saya... hahahaha....
Mungkin itulah yang membuat saya benar2 merindukan kota Semarang. Kotanya, kehidupannya, petualangannya, dan banyak sekali2 kenang2 saya dan teman2 saya di kota itu.
I do really miss u Semarang.... ^_^