Sabtu, 04 April 2009

penipuan dengan modus minta ongkos

Penipuan bukan lagi hal asing di telinga kita. Orang tidak segan2 melakukan penipuan demi memenuhi kebutuhan hidup. Penipuan juga memiliki beberapa modus. Diantaranya yang banyak sekali beredar akhir2 ini adalah dengan modus "Undian Berhadiah".

Penipuan dengan modus minta ongkos memang pada dasarnya hanya penipuan taraf kecil. Namun, ada juga modus penipuan ini yang menggunakan cara hipnotis bahkan pemaksaan untuk mendapatkan uang yang lebih banyak dari yang diminta sebelumnya.

Suatu hari ketika saya sedang berjalan sendirian sepulang dari kampus, saya diikuti oleh seorang gadis kecil. Awalnya saya tidak ngeh ada yang mengikuti saya sejak saya menyeberang jalan. Lalu anak itu memanggil saya sambil mencolek tangan saya.
Saya bertanya, "Ada apa?"
Pertama anak itu menjawab, "Ka, mau beli jepitan rambut saya ga buat menebus ijazah saya yang ditahan di sekolah karena saya belum bayaran."
Saya kembali bertanya, " Kamu sekolah di mana?"
"Dulu saya sekolah di ------, setelah lulus saya sekolah di -----," jawab anak itu.
Dari jawaban anak itu saya jadi berpikir lho emang bisa ya daftar sekolah klo ga pake ijazah kelulusan atau tamat dari sekolah sebelumnya?? Ga pernah denger ada sekolah yg mengijinkan seperti itu. Klo ada wow baik banget itu sekolah mau menerima murid begitu. Klo begitu semua anak yg ga punya ijazah sama sekali jg boleh sekolah dong??
Saya pun memberi kesimpulan bahwa jawaban anak ini tidak masuk akal. Mungkin anak itu sadar bahwa ia melakukan kesalahan karena melihat tidak ada respon apa2 dari saya setelah mendengar jawabannya, dia pun kembali berkata, " Klo ga buat ongkos dulu deh buat saya pulang ke rumah. Saya ga ada ongkos niy buat pulang."
"Mang rumah kamu di mana??" tanya saya.
"Di Cibubur ka. Berapa aja deh ka yg penting saya bisa pulang," jawabnya.
Karena uang saya hanya tersisa 10rb, maka saya beri anak itu 5rb. Lalu anak itu pergi dari hadapan saya tanpa memberikan jepitan rambut yg seharusnya sudah menjadi milik saya karena saya telah membelinya.

Saya mencoba untuk ikhlas tidak memikirkan lagi tindakan gadis kecil itu. Tetapi beberapa hari kemudian, saya bertemu lagi dengan anak itu. Karena merasa penasaran, saya memperhatikan gerak-gerik anak itu dari kejauhan. Ternyata ia sedang melakukan hal yg sama dengan yg ia lakukan pada saya, yaitu penipuan. Dan setelah itu saya menjadi semakin sering bertemu dengan gadis itu. Saya menjadi ragu, klo benar anak itu rumahnya di Cibubur, untuk apa dia sering datang ke tempat jauh dari rumahnya?? Lalu saya juga ragu klo dia itu anak sekolah. Saya pernah lihat anak itu di lokasi itu pada pagi hari yg seharusnya anak2 lain bersekolah...

Ada lagi pengalaman saya mengenai modus minta ongkos. Ada seorang ibu dengan anak kecil. Ketika saya masih berjalan agak jauh dari mereka, saya melihat ibu itu sedang membeli roti untuk anaknya. Ketika saya sudah dekat, ibu itu menarik tangan saya dan berkata, "Mbak, saya mau naik bis itu lewat mana ya?? Tapi saya ga punya ongkos sama sekali, saya boleh ga pijem uang mbak. Besok saya kembaliin di sini klo saya ketemu mbak."
Agak kaget saya mendengar kata2 ibu itu. Padahal ia baru aja beli roti untul anaknya dan saya lihat masih ada uang kembalian dari beli roti itu (walaupun saya ga tw berapa kembaliannya) tp berarti ibu itu masih punya uang kan, bukan tidak punya sama sekali. Mulai mencium ada yg ga beres, saya pun bertanya, "Ibu mau naik bis ke mana??"
"Mau pulang kampung ke Jawa," jawabnya.
Wah..wah bener2 ga beres niy, katanya mw balikin besok ko mw pulang kampung?? trus yg balikin syapa??
Lalu saya tolak saja, "Maaf ya bu, saya baru pulang kuliah uang saya juga ngepas, trus rumah saya masih jauh. Maaf ya bu ya bukannya saya ga mau kasih tp saya juga butuh buat pulang." Dan ibu itu pun pergi bersama anaknya.

Beberapa kali saya mengalami hal demikian. Memang jumlah uang yg diinginkan tidak banyak tetapi ini merupakan suatu tindakan penipuan. Walaupun mungkin tidak digolongkan termasuk tindakan kriminal, tetapi tindakan tersebut merupakan dosa. Bukannya kita tidak mau memberi atau sebagainya, tapi yg disayangkan adalah kebohongannya.

Ada juga beberapa kasus dengan modus serupa tetapi menggunakan cara hipnotis. Awalnya hanya menepuk atau mengajak ngobrol sembari meminta ongkos, tetapi korban tidak sadar sebenarnya sedang dihipnotis.
Alhamdulillah saya tidak pernah mengalami sampai hipnotis2.

Jadi berhati2lah Anda dimana pun Anda berada.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hikmah Pandemi

 Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirabbila’laamiin Subahanallah sejak tahun 2020 negara kita bahkan seluruh dunia dil...