Rabu, 01 Desember 2010

Hanya Untuk Anakku

Waktu SMA saya sering sekali naik ojeg pada saat pulang sekolah. Karena beberapa alasan, ojeg saya jadikan pilihan yg tepat sebagai alternatif pengantar saya sampai tujuan (rumah)... hehehe....
Saking seringnya saya naik ojeg, sampai2 abang2 tukang ojeg, di tempat saya biasa turun dari angkot, hapal dgn saya...hehehe...jadi maluu...tp ga apa, justru malah membuat saya merasa tidak akan dibohongi..(insha Allah)

Suatu ketika saya naik ojeg, saya diajak ngobrol sama si bapak tukang ojek tersebut. Beliau cerita bahwa sebenarnya ia adalah seorang guru. Pada pagi sampai siang hari beliau mengajar, lalu sore sampai malam beliau ngojeg. Beliau cerita, tadinya penghasilannya sebagai seorang guru di sekolah dasar sudah mencukupi kebutuhan hidup keluarganya. Namun, setelah istrinya meninggal dan anak sulungnya harus melanjutkan kuliah, ia harus mencari pekerjaan lain untuk tambahan...
Sebelum istrinya meninggal, istrinya juga seorang guru. Mereka bekerja keras demi kedua anak mereka. Yang sulung hendak meneruskan kuliah kedokteran, sedangkan yang bungsu masih di bangku SMP.

Ada cerita beliau yang membuat saya miris... Beliau jg bersedia apabila ada tawaran untuk menjadi kuli bangunan... Bahkan terkadang malam hari seusai beliau ngojeg, beliau tak lantas pulang tetapi beliau mencari rejeki lagi dengan menjadi pekerja pada suatu proyek pembangunan jalan... Lantas kapan beliau istirahatnya?? Padahal usianya sudah tidak muda lagi. Ia mengaku sebentar lagi akan pensiun dari dunia pendidikan.
Saya melihat sosoknya sepertinya sudah harus mengistirahatkan diri dari pekerjaan2 berat. Tubuhnya kecil, rambutnya sudah banyak beruban, namun semangatnya masih tetap luar biasa... Subhanallah...

Selama perjalanan dari pangkalan ojeg sampai depan rumah saya, beliau terus bercerita... Semua yang beliau lakukan hanya untuk anak2nya... Ia tidak mau anak2nya gagal meraih cita2nya... Anak2nya harus sekolah dan meraih masa depannya yang cerah...

Oiya saya hampir lupa, beliau juga cerita bahwa anak sulungnya ingin jadi dokter agar ibunya tidak perlu repot2 ke dokter. Ia cerita bahwa istrinya memang sering sakit2an, sampai akhir hayatnya... Anak sulungnya merasa iba karena ibunya sering mengeluarkan banyak biaya untuk kedokter dan membeli obat...

Sungguh Allah memberikan cerita kehidupan masing2 bagi hambanya.... Semangat dan keteguhan hati seorang ayah yang berjuang demi anak2nya....
Bersyukurlah kita yang masih diberi kehidupan yang layak dan berkecukupan....
Bersyukurlah kita masih memiliki kedua orang tua yang lengkap dan sayang pada kita...
Bersyukurlah kita masih diberi kesehatan dan kemampuan untuk beramal dan berbuat baik sebanyak2nya...
Marilah kita banyak2 bersyukur dan mengucap Alhamdulillah...

-detanpo-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hikmah Pandemi

 Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirabbila’laamiin Subahanallah sejak tahun 2020 negara kita bahkan seluruh dunia dil...